Tentang Usus Buntu, Ketahui Mana Mitos dan Fakta

Tentang Usus Buntu, Ketahui Mana Mitos dan Fakta
Credits: Freepik

Bagikan :


Di dalam setiap tubuh manusia terdapat organ kecil yang melekat di usus besar. Organ ini disebut usus buntu. Ketika usus buntu tersumbat, terinfeksi dan meradang, maka Anda akan mengalami apa yang disebut penyakit usus buntu. Sebagian besar peradangan usus buntu tidak bisa diobati dengan obat saja, melainkan harus diangkat melalui pembedahan. Ketahui lebih banyak informasi tentang penyakit usus buntu, mana yang termasuk mitos dan mana informasi yang benar.

 

Mitos dan Fakta Tentang Penyakit Usus Buntu

Mitos: Bila merasakan nyeri di perut kanan bawah, itu selalu karena usus buntu

Nyeri di perut kanan bawah tidak selalu disebabkan oleh radang usus buntu. Faktanya, gejala awal radang usus buntu ini sering kali tidak jelas. Anda mungkin merasa nyeri tekan di bagian kanan bawah perut serta rasa mual. Namun, gejala usus buntu digambarkan lebih mirip seperti sakit perut parah yang tiba-tiba dalam 12-24 jam.

Nyeri di perut kanan bawah juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, di antaranya:

  • Infeksi ginjal
  • Batu ginjal
  • Hernia
  • Sindrom iritasi usus
  • Penyakit radang usus
  • Gangguan pencernaan (dispepsia)
  • Adanya gas di usus
  • Kram menstruasi
  • Endometriosis
  • Kista ovarium
  • Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
  • Penyakit radang panggul
  • Torsi ovarium
  • Torsi testis

Namun sebaiknya tidak meremehkan rasa nyeri di perut kanan bawah. Anda perlu memeriksakan diri ke dokter bila nyeri di perut disertai dengan rasa sakit di dada, rahang, leher, dan lengan, kesulitan menelan, demam, adanya darah di tinja, mual dan muntah terus-menerus, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan yang tidak disengaja, atau adanya pembengkakan di perut.

 

Mitos: Siapa saja bisa mengalami penyakit usus buntu

Dilansir Cleveland Clinic, radang usus buntu akut lebih sering terjadi di antara usia 10-30 tahun, dan lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita. Menurut penelitian, kasus penyakit usus buntu pada orang dewasa yang lebih tua dan lansia sangat jarang terjadi.

 

Baca Juga: Tanda-Tanda Sakit Perut Akibat Usus Buntu

 

Mitos: Gejala usus buntu mudah dikenali

Faktanya, gejala usus buntu tidak mudah dikenali. Sebagian besar gejala usus buntu adalah gejala yang umum, yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah ini usus buntu atau kondisi kesehatan lainnya.

Adapun gejala usus buntu yang umum dialami, di antaranya:

  • Demam
  • Perasaan tubuh tidak sehat
  • Pembengkakan di perut
  • Sering kali buang air kecil
  • Kelumpuhan usus
  • Diare atau sembelit
  • Nyeri di perut kanan bawah
  • Rasa sakit tiba-tiba di perut
  • Sakit perut yang memburuk saat Anda batuk, berjalan atau melakukan gerakan tertentu
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kembung dan adanya gas

 

Mitos: Usus buntu bukan penyakit serius

Usus buntu termasuk penyakit yang bisa dengan cepat berkembang menjadi komplikasi yang sangat serius. Penanganan yang terlambat menyebabkan komplikasi yang bisa berbahaya bagi jiwa, di antaranya:

  • Pembengkakan parah usus buntu yang dapat memutus suplai darah dan meningkatkan peradangan. Pada akhirnya jaringan tersebut akan mulai membusuk
  • Begitu jaringan membusuk infeksi akan menyebar perlahan, khususnya jika usus buntu robek atau pecah
  • Infeksi yang menyebar jauh keluar usus buntu, di mana usus buntu membentuk kantung nanah
  • Penyebaran infeksi ke rongga peritoneum yang dapat menyebarkan infeksi jauh ke organ lain, bahkan ke aliran darah. Infeksi ini dapat menyebabkan sepsis dan syok septik yang berakibat fatal

 

Baca Juga: Benarkah Biji Cabai Dapat Memicu Radang Usus Buntu?

 

Mitos: Usus buntu adalah organ yang tidak berguna

Selama ini memang tidak diketahui jelas apa fungsi usus buntu sebagai organ yang menempel di usus. Namun, beberapa penelitian mengemukakan teori bahwa sebenarnya usus buntu memiliki fungsi yang positif bagi tubuh, di antaranya:

  • Usus buntu mungkin berperan dalam sistem kekebalan dengan kandungan jaringan limfoid yang dapat membantu melawan infeksi dan memproduksi sel-sel kekebalan
  • Usus buntu dapat berperan sebagai tempat penyimpanan mikroorganisme baik dan membantu pemulihan mikrobiota usus setelah gangguan seperti diare
  • Pada masa kanak-kanak, usus buntu memiliki peran dalam perkembangan sistem kekebalan tubuh dan pencernaan

Usus buntu mungkin memiliki perannya sendiri bagi tubuh, namun bila usus buntu mengalami iritasi dan peradangan, maka Anda perlu mendapatkan pengobatan. Radang usus buntu yang tidak diobati bisa mengalami komplikasi dan berkembang menjadi kondisi darurat medis yang mengancam jiwa. Segera periksakan ke dokter apabila Anda secara tiba-tiba mengalami sakit perut yang intens dan kesulitan berjalan.

 

Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan terkait gangguan pencernaan atau gejala kesehatan lainnya melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr. Monica Salim
Last Updated : Selasa, 12 September 2023 | 03:17

Cleveland Clinic (2023). Appendicitis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8095-appendicitis 

Mayo Clinic (2023). Appendicitis. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/symptoms-causes/syc-20369543 

Annamarya Scaccia (2023). Why Do I Have Lower Right Abdominal Pain?. Available from: https://www.healthline.com/health/pain-in-lower-right-abdomen#get-emergency-care 

Sintija Lapsa, et all (2021). Acute Appendicitis in the Elderly: A Literature Review on an Increasingly Frequent Surgical Problem. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8482159/ 

Elizabeth Connor (2017). What Does the Appendix Do? Things to Know. Available from: https://www.healthline.com/health/what-does-the-appendix-do 

Lana Bandoim (2023). What Does the Appendix Do?. Available from: https://www.verywellhealth.com/what-does-the-appendix-do-5270731 

Susha Cheriyedath, M. Sc (2019). Why do humans have an Appendix?. Available from: https://www.news-medical.net/health/Why-do-Humans-have-an-Appendix.aspx